Remaja dan Pergaulan
Bebas
Oleh : Eko
Kurniawan Prasetio*
Ditengah berbagai prestasi yang diraih remaja Indonesia
dalam ajang penelitian, olimpiade sains, olimpiade matematika, seni, olah raga
dan lomba mobil hemat energi yang baru-baru ini dilaksanakan. Disisi lain
remaja-remaja Indonesia saat ini juga terancam dalam masa chaos.
Tuntutan gaya hidup perkotaan dan tekanan ekonomi membuat remaja-remaja
Indonesia terperangkap dalam gaya hidup bebas yang berimbas pada meningkatnya
seks bebas di kalangan remaja.
Sudah sejak lama peringatan tentang bahaya pergaulan bebas
sering dibahas. Baik dari seminar-seminar, orang tua, guru-guru di sekolah,
bahkan pemerintah ikut turun tangan meminimalisir terjadinya seks bebas dengan
cara membuat iklan-iklan yang berisi himbauan untuk menghindari pergaulan seks
bebas.
Pergaulan bebas sendiri dapat diartikan sebagai suatu
pergaulan yang tidak memiliki batasan, mengabaikan norma-norma agama maupun
sosial Masyarakat. Oleh karena itu, pergaulan bebas cenderung kepada hal-hala
yang negatif, seperti seks bebas, pemakaian narkoba, kehidupan malam di
diskotek atau tempat hiburan, dan lain sebagainya.
Remaja merupakan subyek yang paling banyak terjun pada
pergaulan bebas. Ini bisa dipahami, karena remaja berada dalam masa transisi
antara kehidupan dewasa dan anak anak, selain itu remaja juga berada dalam masa
pencarian jati diri untuk menunjukkan eksistensi keberadaan dirinya. Namun
disisi lain remaja mengalami emosi yang tidak stabil sehingga mudah dipengaruhi
teman dan memprioritaskan solidaritas kelompok. Pada masa ini juga terjadi
peningkatan hormon yang mengakibatkan terjadinya perubahan fisik yang cepat. Perubahan
ini ditunjukkan dari perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi
serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal ini menjadikan remaja sangat
dekat dengan permasalahan seputar seksual. Namun terbatasnya bekal yang
dimiliki menjadikan remaja memang masih memerlukan perhatian dan pengarahan.
Pengetahuan remaja mengenai dampak
seks bebas sendiri masih sangat rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks
bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan di luar pernikahan. Setiap tahun
ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan
remaja. Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara
langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, bahkan kematian. Dampak
jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas. Sedangkan
jika dilihat dari segi psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya
harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua
belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan
terhadap masyarakat.
Masa remaja memang sangat memperhatikan masalah seksual.
Banyak remaja yang menyukai bacaan porno, melihat film-film porno. Semakin
bertambah jika mereka berhadapan dengan rangsangan seks seperti suara,
pembicaran, tulisan, foto, sentuhan, dan lainnya. Hal ini akan mendorong remaja
terjebak dengan kegiatan seks yang haram.
Beberapa penelitian menunjukkan,
remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Jika kita melihat
beberapa kasus video asusila beberapa waktu terakhir, sebagian besar pelakunya
berada di usia remaja, bahkan banyak diantaranya yang masih berada di sekolah
menengah. Di antara mereka yang kemudian
hamil pranikah mengaku taat beribadah. Berdasarkan hasil survei Komnas
Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di 12
provinsi pada 2007 diperoleh pengakuan remaja bahwa :
Ø Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU
pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
Ø Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku
sudah tidak perawan.
Ø Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku
pernah melakukan aborsi.
Ø Dari 2 juta wanita Indonesia yang
pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan.
Ø Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA
mengaku suka menonton film porno.
Meski jumlah remaja yang menjadi objek pada penelitian
diatas itu cukup besar, tetapi itu dapat dikatakan sebagai puncak gunung es,
artinya hal tersebut tidak dapat menggambarkan tingkat pergaulan bebas yang
terjadi dikalangan remaja, seperti halnya puncak gunung es, walaupun besar
tetapi bagian yang berada di bawah dan tidak terlihat jauh lebih besar.
Praktek seks bebas di kalangan remaja sendiri sulit untuk diketahui,
pasalnya praktek seks bebas berbeda dengan kajahatan pencurian yang dapat
terlihat dengan jelas, para remaja yang bergelut dengan seks bebas cenderung
tertutup dan tidak ingin diketahui oleh orang lain. Gaya hidup bebas dan
metropolis semakin mendukung para remaja Indonesia untuk turut serta dalam
pergaulan bebas, para remaja merasa ketinggalan zaman atau dianggap tidak gaul
apabila tidak mengikuti trend yang sedang berlangsung di kalangan remaja.
Hasil survei menunjukkan, salah satu faktor penyebab
maraknya prostitusi di kalangan remaja, adalah tren gaya hidup yang glamor. Remaja
digambarkan sebagai sosok modern dengan segala barang yang dimilikinya. Faktor
ekonomi yang semakin sulit juga turut mendorong para remaja untuk mencari jalan
pintas guna mendapatkan uang secara instan. Mereka rela menjual harga dirinya
demi mendapatkan imbalan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Eko Kriswanto,
aktivis program Save the Children di Jawa Barat, mengatakan teknologi tinggi
justru menjadi batu sandungan terhadap sulitnya mengungkapkan prostitusi anak
dan remaja secara terselubung. Dia mengatakan sejak program ini dimulai di
Bandung pada tahun 2002, perubahan perilaku pekerja seks anak telah terjadi.
Apabila Sebelumnya prostitusi dilakukan secara terbuka di kawasan lampu merah
atau di jalanan. Sekarang, mereka bisa melakukan transaksi tanpa terdeteksi
dengan menggunakan sarana jaringan sosial seperti Facebook, twitter atau melalui
email dan telepon seluler.
Selain itu gaya hidup kebarat-baratan juga turut memperparah
moral remaja di Indonesia, sebagai contoh apabila dulu berpacaran merupakan hal
yang tabu, tetapi sekarang berpacaran merupakan hal yang lumrah dikalangan
remaja. Bahkan yang lebih parah, para remaja sekarang menganggap pacaran sama
dengan berhubungan badan, remaja belum dinamakan berpacaran dan tidak dikatakan
cinta kepada pasangannya sebelum menyerahkan dirinya kepada pasangannya.
Inne Silviane selaku Direktur Eksekutif Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) mengungkapkan bahwa gaya hidup remaja sekarang
dipengaruhi salah satunya oleh tayangan sinetron di televisi. Banyaknya acara
yang mengundang birahi seolah hampir setiap hari berada di layar kaca televisi,
ditambah tayangan-tayangan bioskop yang bertemakan horror justru banyak adegan
esek-esek yang tidak ada sangkut pautnya dengan adegan dalam film. Remaja
sendiri yang sedang berada pada masa transisi dari anak-anak menuju dewasa dan
sedang berada dalam masa pencarian jati diri, sehingga pengaruh-pengaruh yang
masuk tanpa filter, akan mencengkeram kuat jiwa mereka dan akan membentuk
karakter kepribadian mereka.
Aktifitas seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri
yang pemenuhannya sangat dipengaruhi stimulus dari luar tubuh manusia dan alam
berfikirnya. Agar tidak terjerumus kedalam Aktifitas seksual yang berlebihan
remaja harus bisa menjaga diri. Hal ini dapat dilakukan jika para remaja
memiliki konsep hidup. Para remaja dituntut untuk mengetahui jati dirinya,
mengetahui tugas dan tanggung jawabnya baik yang berkaitan dengan alam, sesama
manusia serta tanggung jawabnya di hadapan tuhan.
Memilih teman yang tepat juga merupakan benteng untuk
menjaga diri dari gemerlap pergaulan bebas. Gambarannya, jika berteman dengan
teman yang suka merokok, minimalnya akan kebagian asap rokoknya. Oleh karena
itu carilah teman yang dapat membawa masa remaja yang dilalui dengan hal-hal
yang positif serta isilah waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang
bermanafaat. Meminimalkan hal-hal yang merangsang, serta mengekang ledakan
nafsu kemudian menguasainya merupakan salah satu cara yang cukup ampuh untuk
menghindari diri dari pergaulan bebas.
Pondasi pokok untuk mencegah pergaulan bebas adalah dari
tingkat yang paling kecil, yaitu keluarga. Orang tua harus peka terhadap
perubahan-perubahan yang dialami oleh anak mereka yang menginjak masa remaja.
Remaja yang berada dalam masa yang masih labil memerlukan arahan-arahan seputar
seksual agar mereka mengerti tentang konsekuensi dari pergaulan bebas. Orang
tua juga harus menanamkan dasar keimanan yang kuat pada diri anak. Jika konsep
diri yang ditanamkan orang tua baik, maka remaja akan memahami tentang jati
dirinya dan ia tahu jalan mana yang akan ia tempuh dan ia lalui. Kualitas
akhlak juga harus terus dikembangkan guna memahami batasan-batasan nilai, komitmen
dengan tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Remaja akan merasa tentram dan
damai jika berada dalam keluarga yang terbangun dari keterbukaan, cinta, kasih
sayang serta saling memahami di antara sesama anggota keluarga, sehingga akan
membebaskan mereka dari ancaman pergaulan bebas.
Wallohu
A’lam Bisshowab….
Pergaulan bebas memang perlu kita perhatikan.,
BalasHapusNumpang promo ya Tempat Tidur Anak Hello Kitty
Casino & Sportsbook in St. Louis - JDH Hub
BalasHapusCasino 평택 출장샵 & 포항 출장안마 Sportsbook is a retail and mobile 강릉 출장샵 sportsbook in St. Louis. Casino & Sportsbook is a retail and 평택 출장안마 mobile sportsbook in St. Louis. 전라북도 출장샵